Selasa, 14 Februari 2017

Makalah Malam Kemuliaan Amal Ibadah


MALAM KEMULIAAN AMAL IBADAH


Disusun oleh kelompok 4
Dwi Faradilla Sari
Euis Fatimah Syafaryanti
Lilis Widya Nengsih
M. Ishlahuddin Noor
Nadya Meilyza Putri
R. Muhammad Daffa R



XI MIPA 4
SMAN 2 BANJARBARU
Jl. Perhutani Mentaos, Banjarbaru



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang malam kemuliaan amal ibadah. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Taufikkurrahman, S.Pd selaku guru mata pelajaran BTA yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
       Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, kami memohon maaf jika ada hal atau kata-kata yang kurang berkenan. Meskipun makalah ini jauh dari kata sempurna, kami tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami juga  berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Banjarbaru, 1 November 2016
Kelompok Penyusun


Kelompok 4













BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Malam lailatul Qadar adalah malam yang paling istimewa bagi umat muslim. Malam ini menjadi istimewa karena malam ini disebut-sebut sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam Lailatul Qadar juga dikenal sebagai malam diturunkannya kitab suci Al-Qur’an kemuka bumi. Maka dar itu, banyak umat muslim yang mendambakan mendpat malam istimewa ini. Keistimewaan dari Malam Lailatul Qadar diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Malam ketetapan
  2. Malam kemuliaan
  3. Malam 1000 bulan
  4. Malam turunnya malaikat
  5. Malam pengampunana

1.2 RUMUSAN MASALAH
       Dilihat dari latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya sebagai berikut.
  1. Apa pengertian malam lailatul qadar?
  2. Apa amalan yang harus dilakukan pada malam lailatul qadar?
  3. Apa tanda datangnya malam lailatul qadar?
  4. Apa keutamaan malam lailatul qadar?

1.3 TUJUAN PENULISAN
    Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini sebagai berikut.
  1. Memenuhi tugas mata pelajaran BTA BAB 4
  2. Memahami tentang malam lailatul qadar.




BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI MALAM LAILATUL QADAR

            Malam lailatul qadar adalah salah satu malam bulan Ramadanyang paling agung    derajatnya karena malam itu lebih baik dari seribu bulan (QS 97:3)
 menurut beberapa sumber referensi terpercaya yaitu memiliki makna malam ketetapan (dalam bahasa arab: لَيْلَةِ الْقَدْرِ  ). Lailatul Qadar atau Lailatul Qad'r merupakan salah satu malam penting yang terjadi di sebuah malam pada bulan Ramadhan. 

Beberapa pendapat meyakini bahwa terjadinya malam Lailatul Qadaradalah di saat-saat 10 malam terakhir pada bulan Ramadhan, hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah yang mengatakan : " Rasulullah ShallAllahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadan dan beliau bersabda: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan" " (HR: Bukhari 4/225 dan Muslim 1169) dikutip dari:  http://id.wikipedia.org/wiki/Lailatul_Qadar.

Dalam Al Qur'an dijelaskan mengenai makna serta keistimewaan dari Malam Lailatul Qadar yaitu suatu malam yang dimana malam ini adalah merupakan malam yang memiliki keutamaan dan keistimewaan yang luar biasa, yaitu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan atau bisa juga dikatakan sebagai malam yang penuh kemuliaan. Mulia disini karena memiliki pemahaman malam diturunkannya Al Quran yang memiliki kemuliaan, lewat Malaikat yang juga memiliki kemuliaan yang diturunkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW seorang manusia yang paling mulia di muka bumi ini.

Dikisahkan dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bercerita kepada para sahabat mengenai seorang Bani Israil yang sangat saleh. Dikisahkan bahwa Bani Israil tersebut telah menghabiskan waktunya selama 1.000 bulan untuk berjihad fi sabilillah di jalan Allah. Saat mendengar cerita dari Sang Baginda Rasulullah kemudian para sahabat pun merasa iri karena mereka tak akan pernah bisa memiliki kesempatan untuk beribadah dalam kurun waktu selama itu. Hal tersebut dikarenakan umur umat Nabi Muhammad jauh lebih pendek dibandingkan dengan umat-umat sebelumnya. Dalam riwayat yang lain pernah dikisahkan bahwa Rasulullah pernah merenungi hal itu. Nabi Muhammad SAW pun bersedih hati karena sangatlah mustahil jika umatnya dapat menandingi amal ibadah dari umat-umat terdahulu yang bisa mencapai ratusan bahkan ribuan tahun.
Kemudian hadirlah Malam Lailatul Qadar yang diturunkan oleh Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad pada sebuah malam di bulan puasa Ramadhan. (Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitab Fadha'il Ramadhan.). Menurutnya, Lailatul Qadar adalah suatu malam dimana karunia Allah dengan segala kebaikan serta keberkahan didalamnya.

2.2 DALIL DASAR LAILATUL QADAR
Dalil dari Al-Quran dan hadits (sunnah) tentang malam lailatul qadar adalah sebagai berikut:

- QS Al-Qadar 97:1-5


إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al Quran) itu pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin RABB-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

1. Menghidupkan malam Laylatul Qadar adalah bukti keimanan seseorang :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah ra, bersabda Nabi SAW : “Barangsiapa menghidupkan malam Laylatul Qadar dengan iman dan mengharap ridho ALLAH SWT maka diampuni dosanya yang terdahulu.” (HR Bukhari, I/61, hadits no. 34)
2. Menggapai Laylatul Qadar hendaklah dalam keadaan berpuasa :
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah ra Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa menghidupkan malam Laylatul Qadar dengan iman dan mengharap ridho ALLAH SWT maka diampuni dosanya yang terdahulu, dan barangsiapa berpuasa Ramadhan dalam Iman dan mengharap ridho ALLAH SWT maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari, VI/468, hadits no. 1768)
3. Mencari Laylatul Qadar itu pd 10 malam yg terakhir :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُجَاوِرُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ وَيَقُولُ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Dari Aisyah ra berkata : “Adalah Nabi SAW biasa mencari Laylatul Qadar pada 10 malam yang terakhir.” (HR Bukhari, VII/147, hadits no. 1880)
4. Mencari Laylatul Qadar itu pada 10 terakhir tersebut, terutama pada malam-malam Witirnya :
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Dari Aisyah ra : “Adalah Nabi SAW mencari Laylatul Qadar pada malam-malam witir di 10 hari terakhir.” (HR Bukhari, VII/145, hadits no. 1878)
5. Hadits paling seringnya tentang Laylatul Qadar adalah tanggal 27 tapi terjadi juga tanggal 23-nya :
أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ثُمَّ أُنْسِيتُهَا وَأَرَانِي صُبْحَهَا أَسْجُدُ فِي مَاءٍ وَطِينٍ قَالَ فَمُطِرْنَا لَيْلَةَ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ فَصَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْصَرَفَ وَإِنَّ أَثَرَ الْمَاءِ وَالطِّينِ عَلَى جَبْهَتِهِ وَأَنْفِه . قَالَ وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أُنَيْسٍ يَقُولُ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ
Dari AbduLLAAH bin Unais ra, bersabda Nabi SAW : “Aku melihat Laylatul Qadar lalu aku dibuat lupa waktunya, dan ditampakkan padaku saat Shubuhnya aku sujud di tanah yang basah, lalu kata AbduLLAAH: Maka turun hujan atas kami pada malam 23, maka Nabi SAW shalat Shubuh bersama kami, lalu beliau SAW pulang dan nampak bekas air dan tanah di dahi dan hidung beliau SAW, lalu dikatakan: Maka AbduLLAAH bin Unais berkata tanggal 23 itulah Laylatul Qadar.” (HR Muslim, VI/80, hadits no. 1997)
2.3 WAKTU MALAM LAILATUL QADAR
Waktu datangnya malam lailatul qadar adalah 10 (sepuluh) hari terakhir bulan Ramadan lebih spesifik lagi pada malam-malam ganjil bulan Ramadan yaitu tanggal 21, 23, 25, 27, 29. Hal ini berdasarkan sebuah hadits riwayat Bukhari & Muslim:
تحروا ليلة القدر في الوتر من العشر الأواخر من رمضان.
Artinya: Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
2.4 TANDA-TANDA LAILATUL QADAR
Setidaknya ada 4 (empat) tanda bahwa pada malam itu adalah malam lailatul qadar yaitu:
1. Malam itu tidak panas dan tidak dingin.
2. Malam itu terang walaupun tanpa cahaya lampu.
3. Banyak malaikat pada malam lailatul qadar.
4. Matahari terbit pada pagi harinya sinarnya agak lemah.

2.5 KEUTAMAAN MALAM LAILATUL QADAR


1. Satu malamnya lebih baik dari seribu bulan

Maknanya adalah satu malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari 30.000 (tiga puluh ribu) malam, atau setara dengan 83 (delapan puluh tiga) tahun lebih. Andai saja kita dipanjangkan umurnya hingga mencapai 83 tahun, maka belum tentu kita bisa menghabiskannya hanya untuk beribadah dan berbuat ketaatan kepada Allah. Oleh karena itu, Lailatul Qadar merupakan kesempatan emas yang Allah Ta’ala berikan kepada kita untuk meraih keutamaan yang agung dariNya.
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa, yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah keutamaannya yang setara dengan seribu bulan. Maka dari itu, amalan yang dikerjakan di malam tersebut lebih baik dari amalan yang dikerjakan pada seribu bulan yang tidak ada malam Lailatul Qadar-nya. (Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, cetakan Ad-Dar Al-‘Alamiyyah, halaman 1186.)

2. Para malaikat turun pada malam Lailatul Qadar

Di malam Lailatul Qadar yang mulia, para malaikat turun dari langit dikarenakan keberkahan yang begitu banyak yang terdapat pada malam itu. Para malaikat turun bersamaan dengan turunnya keberkahan dan rahmat dari Allah, sebagaimana juga mereka turun pada majelis-majelis dzikir dan halaqah Al-Quran.

3. Diselimuti kesejahteraan hingga fajar

Di dalam malam Lailatul Qadar terdapat begitu banyak kesejahteraan yang akan senantiasa ada hingga tiba waktu fajar. Dan ini tentunya tidak terjadi di malam-malam yang lainnya.

4. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah

Syaikh ‘Abdurrazaq Al-Badr hafidzahullah menjelaskan bahwa pada malam Lailatul Qadar yang penuh berkah, Allah mentakdirkan apa-apa yang akan terjadi di tahun tersebut, tentu semuanya dengan seizinNya. Maksud dari takdir di sini adalah takdir yang sifatnya tahunan (taqdir sanawiy). Adapun takdir secara umum telah ditentukan dan dituliskan di Lauhul Mahfudz sejak 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Hal ini sebagaimana disebutkan di dalam hadits-hadits yang shahih.

5. Shalat di malam Lailatul Qadar bisa menghapus dosa-dosa yang telah lalu

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berdiri (untuk melaksanakan shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala (dari Allah), maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Al-Bukhari, no. 1901 dan An-Nasai, no. 2195)

2.6 HIKMAH DIRAHASIAKANNYA WAKTU LAILAUL QADAR
Para ulama telah menjelaskan bahwa hikmah dari dirahasiakannya malam Lailatul Qadar adalah agar kaum Muslimin bersungguh-sungguh dalam beribadah di seluruh malam terakhir dari bulan Ramadhan tersebut, baik itu dalam mengerjakan shalat, membaca Al-Quran, berbuat kebaikan, atau bentuk-bentuk ketaatan yang lainnya.
Jika seandainya waktu terjadinya Lailatul Qadar diberitahukan, maka manusia bisa jadi hanya akan bersungguh-sungguh dalam beribadah di malam itu saja. Sedangkan di malam yang lainnya, mereka akan malas-malasan dan tidak bersemangat.
Karena keutamaannya yang sangat agung, maka setiap dari kita hendaknya bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mencari malam Lailatul Qadar ini. Sungguh beruntung bagi mereka yang bisa menjumpai malam yang penuh kemuliaan ini, dan sungguh merugi bagi mereka yang tidak bisa menjumpai malam tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ، وَلَا يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلَّا مَحْرُومٌ
“Sesungguhnya bulan Ramadhan ini telah menghampiri kalian. Dan di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang terhalang dari menjumpainya, maka sungguh dia telah terhalang dari seluruh kebaikan. Dan tidaklah terhalang dari menjumpainya kecuali orang-orang yang merugi.” (HR Ibnu Majah, no. 1644)

BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulannya, jika seseorang muslim mencari malam Lailatul Qadar, carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir, 21, 23, 25, 27 dan 29. Wallahu a’lam. Paling benarnya pendapat lailatul qodar adalah pada tanggal ganjil 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan, yang menunjukkan hal ini adalah hadits Aisyah, ia berkata: Adalah Rasulullah beri’tikaf pada 10 terakhir pada bulan Ramadhan dan berkata, “Selidikilah malam lailatul qadr pada tanggal ganjil 10 terakhir bulan Ramadhan.”
Hadits tersebut jika diteliti dari sanad matan dan Rawinya shahih. Dengan begitu tidak perlu lagi ada keraguan bagi kita untuk berlomba-lomba mendapatkan malam lailatul qodar itu, sehingga kita mendapatkan kemenangan yang sangat besar.
Diantara keutamaan bulan Ramadhan adalah adanya Lailatul Qadar.Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam juga menganjurkan kepada umatnya agar memperbanyak amal-amal kebaikan pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan. Wahai saudaraku! Semoga Allah merahmatimu. Itulah beberapa amal shalih yang hendaknya kita hidupkan di rumah-rumah kita, kita jadikan amalan tersebut sebagai aktifitas seluruh anggota keluarga kita, dan mudah-mudahan ini merupakan langkah awal yang mendapat keridlaan Allah untuk melangkah selanjutnya

Disunnahkan untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari sayyidah ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, (dia) berkata, “Aku bertanya, Ya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan?” Beliau menjawab, “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii. Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.” (HR Tirmidzi.)
DAFTAR PUSTAKA